Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

the sadness winter in Korea

Untuk sebuah Hati saat perasaan dua insan bertemu saat itulah aku belum menyadari atas apa arti takdir sebenarnya aku bukan seorang penakut untuk mencari tahu namun sebuah penghalang besar menghadangku membuatku ragu untuk melangkah aku takut cinta lain yang menahanku membuatku harus terus melihat ke belakang namun, aku tahu tatapanmu adalah sebuah isyarat bagiku untuk maju tapi langkahku terhenti saat menyadari siapa diriku aku hanya sebuah pasir kau bintang terindah di alam semesta kita seharusnya tidak bertemu ini kesalahan fatal dari sebuah takdir tapi kenapa semua ini terjadi? aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan apa aku hanya bisa diam? diam di tempat dan tidak pernah maju untuk sebuah hati aku akan mencari tahu tentang perasaan ini dan aku akan menjaganya untuk sebuah hati yang terbuat dari kristal yang amat indah meskipun aku tidak bisa  menggapaimu kau akan tetap di hatiku

April 2015

ke mana langkah kaki dimulai kembali ketika kau buang jauh semua angan dan mimpi akankah kau ukir senyum indahmu kembali ketika canda dan tawa tak sanggup menghapus duka ini kala terlalu panjang angan dan mimpi kau haturkan sejauh itu pula langkahmu untuk berjuang kala terlalu lama kau pendam duka mendalam selama itu pula perasaan mendalam selalu menghadang sulit bukan untuk memutuskan ketika apa yang kau takutkan menjadi kenyataan benar kan apa yang mereka katakan bahwa hidup tidak hanya berawal dari mimpi dan harapan mimpi saja tidak cukup itu pun kurang bahkan sangat kurang lalu ke mana muara hati akan kau tambatkan sejenak merenung menerka jawaban yang dihadirkan tak selalu tepat memang namun setidaknya cukup menggambarkan jalan curam seakan ia mulus tak terhambatkan padahal pasir liar selalu siap menghadang dan menerkam...

translation

A Baby…? Maybe ( Timesaver reading lessons, Juliet Meyers page 13) Why are American high schools giving dolls out to their teenage students? The answer is simple. They are worried about teenage pregnancy. The number of teenage girls who get pregnant in the USA is increasing rapidly. Many teenagers do not realise what it is like to have a baby until they have one. They admit that they thought babies were easy to care for. Schools want teenagers to THINK before they have children. They are giving these dolls to both boys and girl who have to look after them for three days. It sounds easy, doesn’t it? However, these are special computerised dolls. You have to pick up the doll and hold it to stop it crying. The dolls contain computer programs which cause them to cry at random intervals. They cry during the day and the night (as loudly as real baby). The only way to stop them crying is to hold them for twenty minutes. This is as long as the time you need to feed a real baby. Thes

Rectoverso, Curhat buat Sahabatku

Sahabatku, usai tawa ini Izinkan aku bercerita; Telah jauh, ku mendaki Sesak udara di atas puncak khayalan Jangan sampai kau di sana Telah jauh, ku terjatuh Pedihnya luka di dasar jurang kecewa Dan kini sampailah aku di sini Yang cuma ingin diam, duduk di tempatku Menanti seorang yang biasa saja Segelas air di tangannya kala ku terbaring, sakit.. Yang sudi dekat, mendekap tanganku Mencari teduhnya dalam mataku Dan berbisik, “pandang aku, kau tak sendiri, oh dewiku….” Dan demi Tuhan, hanya itulah yang Itu saja yang ku inginkan Telah lama, ku menanti Satu malam sunyi untuk ku akhiri Dan usai tangis ini, aku kan berjanji Untuk diam, duduk di tempatku Menanti seorang yang biasa saja Segelas air di tangannya kala ku terbaring, sakit.. Menentang malam tanpa bimbang lagi Demi satu dewi yang telah bermimpi Dan berbisik, “Selamat tidur, tak perlu bermimpi bersamaku…” Wahai Tuhan, jangan bilang lagi itu terlalu tinggi