Pentingnya
Guru Memahami Kerja Otak
Ya Allah,
Sehatkan
tubuhku
Cerdaskan
otakku
Bersihkan
hatiku
Indahkan
akhlaqku
Siapa yang tidak mengenal
Albert Enstein? Manusia Jenius yang hingga saat ini Otaknya masih digunakan sebagai penelitian. Salah
seorang peneliti otak Enstein, Dr. Marian C. Diamond setelah penelitiannya
mengatakan, “Tidak pernah ada kata terlambat dalam belajar”.
Ada keterkaitan antara
otak dan proses belajar seseorang. Belajar adalah proses yang tidak akan pernah
berakhir dalam hidup seseorang. Selama ia belajar maka selama itu pula otaknya
bekerja. Otak merupakan bagian penting di dalam tubuh manusia. Ia merupakan
pusat segala kegiatan tubuh. Kinerja otak pula yang menentukan bagaimana
kualitas aktivitas seseorang. Otak berfungsi dalam keseimbangan tubuh,
menanggapi rangsang, mengingat banyak hal, serta proses berkreativitas. Namun
di sini saya akan membahas potensi yang dikandung otak, cara kerja otak serta
membahas model pembelajaran yang sesuai agar otak dapat bekerja maksimal. Otak
memiliki bagian-bagian di mana setiap bagian memiliki fungsi yang berbeda.
Pembelajaran yang sesuai akan membantu seseorang memaksimalkan kinerja otaknya.
I.
POTENSI OTAK
Rata-rata berat otak manusia adalah
1,5 kilogram. Otak manusia berbentuk seperti anggur, tersusun dari sekitar
seribu million sel syaraf(neuron). Bentuknya berkerut. Bila dibentangkan akan
selebar koran. Potensi otak berkembang pesat di awal kehidupan anak dan dikenal
dengan “Golden Period”. Terdapat koneksi antar otak yang disebut sinapsis. Koneksi
inilah yang yang menentukan kualitas kerja otak. Semakin sering otak digunakan,
semakin berkembang pula kualitas seseorang.
Bagian yang mengatur detak jantung dan
proses respirasi tubuh manusia adalah medulla. Di sebelah medulla, terdapat dua
belahan otak, yaitu kanan dan kiri. Belahan kanan mengendalikan fungsi tubuh
sebelah kiri begitupun sebaliknya. Otak kanan berkaitan dengan perkembangan
artistik dan kreatif, meliputi perasaan, gaya bahasa, imajinasi, pengembangan
diri, kepribadian sosial, selera musik, dan warna. Sedangkan otak kiri tempat
melakukan fungsi akademik, seperti baca, tulis, berhitung, daya otak, logika
serta analisis. Perlu adanya suatu kegiatan yang digunakan agar potensi otak
dari kedua belahan bekerja seimbang. Kerja seimbang kedua belahan otak akan
berdampak positi pula pada kepribadian seseorang.
Tingkat pengukuran kecerdasan manusia dibagi
menjadi tiga, IQ(Intelligent Quotient), EQ(Emotional Quotient), dan
SQ(Spiritual Quotient). Otak juga terdiri atas tiga bagian dasar yaitu otak
besar(cerebrum), otak kecil(cerebelum), dan batang otak. Di dalam otak terdapat
Area 39 yang terdapat pada sel glial. Sel ini berjumlah sangat banyak dan
terletak pada lobus pariental inferior, terletak di sebelah atas belakang otak
kita. Semakin besar Area 39 pada diri seseorang menunjukkan otaknya sering
digunakan, artinya ia sering berpikir keras.
Jika Area 39 pada seseorang rusak, maka ia akan kehilangan banyak
potensi intelektualnya.
Gerald Edelman,
Ph.D. (1992) mengatakan bahwa mengaktifkan bagian-bagian yang berbeda dari otak
dapat mengaktifkan bagian otak lainnya secara otomatis. Otak kita adalah
multiprosesor, meskipun seorang pembelajar memiliki preferensi pada gaya
belajar tertentu, penelitian tentang otak mengemukakan bahwa otak memproses
informasi pada berbagai tingkatan dan dari berbagai sumber. Mengoptimalkan fungsi otak adalah suatu keharusan jika anda ingin
mengeluarkan potensi diri kita semaksimal mungkin.
II.
CARA KERJA OTAK
Kerja otak begitu kompleks bahkan
lebih kompleks dari komputer. Setiap otak berkembang secara unik. Otak bekerja
sama dengan anggota tubuh lainnya sehingga ia bekerja sesuai perintah. Otak dan
sumsum tulang belakang bekerja sama dalam hal sistem Syaraf. Batang otak berfungsi untuk kebutuhan-kebutuhan
dasar dari organ tubuh seperti mengatur denyut jantung, bernapas, sistem
pencernaan, sirkulasi darah dan merasakan kapan kita terbangun maupun tertidur.
Kerja otak
dimulai dari sel syaraf, yaitu neuron. Neuron menuju lapisan otak
paling luar kemudian menempel pada sel glial, kemudian merayap dengan kecepatan
60 per sejuta meter setiap jam. Kemudian berjalan sesuai tujuan masing-masing.
Setelah sampai ia akan bergabung dengan neuron lain membentuk koloni. Ada yang
penglihatan, pendengaran, dan sebagainya. Neuron akan menjadi neuron
penglihatan misalnya jika ia telah sampai di tempat tujuan. Neuron kemudian
berinteraksi dengan dendrit dan akson. Akson dan dendrit berinteraksi dengan
mengirimkan zat kimia, neurotransmitter, melalui sinapsis.
Selama
perjalanan neuron merayap di atas sel glial. Sesudah sampai, sel glial menetap.
Zat yang mengatur kecepatan sel glial disebut mielin. Dan inilah akhir perjalanan neuron. Pembagian
potensi otak tercantum di bawah.
Memberi kesempatan otak kanan melakukan banyak
aktivitas akan membantu otak bekerja keseluruhan. Bila otak kanan dicerdaskan
maka membantu kinerja otak secara keseluruhan. Bila otak kanan dicerdaskan
otomatis otak kiri akan semakin cerdas. Namun tidak berlaku sebaliknya.
Melakukan kinerja otak secara keseluruhan akan mengaktifkan kedua belahan dalam
proses meraih hasil belajar optimal.
III.
AGAR POTENSI OTAK
MAKSIMAL
Agar otak mampu bekerja maksimal maka
kita harus mampu menyinergikan interaksi kita dengan lingkungan sekitar.
Pembelajaran yang diperoleh baik dalam pembelajaran formal maupun informal akan
membantu atau menurunkan kinerja potensi otak seseorang. “Gen menjadi batu bata
untuk membangun otak dan lingkungan adalah arsiteknya, kata Hohmann.
Di dalam lingkup informal, salah satu
peran yang mampu dilakukan orang tua adalah mencerdaskan anak sejak dalam
kandungan. Dengan makanan yang bergizi, konsumsi ASI yang cukup, sentuhan serta
mendengarkan ayat suci Al Quran. Kepekaan atau perhatian orang tua akan menjadi
pembangun yang sehat. Berinteraksi dengan berbicara, merespon anak dengan cara
yang baik menjadi contoh yang baik.
Beberapa hal di atas cukup membantu anak mengembangkan potensi
otaknya. Namun ketika ia mulai berinteraksi dengan sekitar maka pergaulan dengan
teman juga akan mempengaruhi bagaimana ia bersikap dan memfungsikan otaknya.
Di dalam lingkup pendidikan formal strategi
pembelajaran yang diberikan guru memberi kesempatan otak terus berkembang.
Hakikat belajar yang cerdas adalah membuat otak makin cerdas. Musuh otak yang
paling buruk menurut Dr. Arnold Scheibel, peneliti otak di UCLA adalah belajar
terus menerus di dalam kelas yang tidak berubah dalam satu tahun. Tentu hal
seperti ini membuat proses belajar menjadi membosankan. Proses belajar cerdas dapat
ditempuh melalui beberapa upaya:
1.
Merangsang seluruh area otak
2.
Membuat kaitan antar neuron
3.
Membuat otak bekerja (use it or
you will lose it)
4.
Menemukan cara terbaik
mengfungsikan area otak
5.
Belajar dengan cara
menyenangkan (AJEL).
Berpikir ketika memecahkan soal akan
mengembangkan otak, membaca, mempertahankan rasa ingin tahu siswa serta
memperkaya lingkungan siswa di sekolah. Jangan lupa untuk menyediakan
lingkungan belajar yang merangsang otak. Menciptakan lingkungan belajar yang
nyaman seperti berada pada lingkungan terbuka sesekali waktu sangatlah
dibutuhkan. Siswa tidak hanya belajar materi namun mengetahui praktiknya secara
langsung. Kuis dan permainan dengan gerakan juga baik dalam meningkatkan
potensi otak.
Ada banyak teori dalam belajar. Beberapa di antaranya
adalah Behaviorisme, Kondisioning Klasik, Koneksionisme, dan Kondisioning
operan.
Salah satu strategi pembelajaran
berbasis otak memberi kesempatan otak bekerja aktif. Di sini peran guru antara
lain:
1.
Mendorong siswa bereksperimen,
mengemukakan pendapatnya sendiri
2.
Memberi materi yang menantang,
menyenangkan namun dalam jangkauan anak
3.
Melibatkan segenap modalitas
guru, intonasi, ekspresi wajah, gerak, serta pandangan
4.
Guru dan murid berinteraksi
layaknya keluarga
5.
Menerima dan menghormati perbedaan,
bekerja sama dengan tulus, berbagi pengetahuan
6.
Berkolaborasi dengan siswa lain
7.
Memberi perhatian, penghargaan
atas kelebihan yang dimiliki
8.
Guru dan siswa bekerja sama
dalam hal tugas, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah
Saat ini lebih banyak proses
pembelajaran hanya terpacu pada target kurikulum. Sehingga sulit menciptakan
siswa yang cerdas secara utuh. Diperlukan suasana pembelajaran yang atraktif,
interaktif dengan model pembelajaran demonstrasi. Agar pembelajaran menjadi
penting dan siswa benar-benar merasa membutuhkan, dapat dilakukan beberapa hal:
1.
Memberi kesegaran, variasi
untuk menjaga perhatian anak
2.
Harus terpenuhi dahulu
kebutuhan primer agar otsk bekerja baik seperti menyarankan sarapan sebelum
sekolah
3.
Menggambarkan materi secara
komprehensif, terkait materi dan manfaatnya dalam kehidupan
4.
Beri ruang anak mengaitkan
materi dengan lingkungan dalam batas wajar
Jadi proses pembelajaran yang sesuai adalah
dengan berjalan beriringan dengan siswa, memanfaatkan potensi otak sesuai
fitrahnya, dengan membaur dengan alam. Anak diberi kesempatan untuk berkembang,
mengaitkan manfaat antara pembelajaran dengan lingkungan. Semakin banyak
inovasi yang digunakan dalam belajar akan semakin baik.
SUMBER
//edukasi.kompasiana.com/2010/12/28/inovasi-pembelajaran-yang-bertujuan-berbasis-kemampuan-otak-328362.html/09Desember2014
Hamzah B, dkk. 2009. Mengelola
Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Sriyanti, Lilik. 2011. Psikologi Belajar.
Yogyakarta: STAIN Salatiga Press
Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Wow Aku Bisa.
Bandung: Penerbit MLC
Konsep
hidup seseorang akan meningkat dan lebih baik jika ia menyatukan kemampuan
intelektualnya melalui otak kiri khususnya dan kemampuan spiritualnya melalui
otak kanan. Maka kesatuan potensi otak kiri dan kanan akan menghadiahkan pola
fikir yang optimis, berani maju dan siap manghadapi kegagalan yang akan dirubah
menjadi suatu kegiatan atau perbaikan yang bersifat positif dan bermanfaat bagi
kehidupannya.
FUNGSI
OTAK
OTAK KIRI
|
OTAK KANAN
|
Berfikir dan mentafsir secara berurutan satu
persatu.
Menganilisis secara terperinci. Berfikir secara linear (pengelolaan). Menguasai matematik. Menggunakan logika. Memahami bahasa. Memahami lisan. Peka akan fakta. Berfikir menggunakan perkataan. Mengingat lirik lagu. Memerlukan rasional. |
Mencari ilham (intuisi).
Berfikir secara kreatif. Berkaitan dengan seni. Menggunakan imaginasi. Bersifat subjektif. Retma (rentak/intonasi). Memahami tanpa lisan. Perasaan (emosi). Berfikir menggunakan gambaran. Menghayati irama lagu. Ada Visi. |
Tugas individu Ilmu Pendidikan TBI kelas B
Novi
Dyah, 113-14-037
Komentar